Romelu Lukaku sukses menjadi aktor kemenangan Chelsea di laga melawan Luton Town dalam gelaran FA Cup pada Kamis, (03/03/2022). Satu gol Lukak di menit 78' berhasil membuat Chelsea menang dengan skor tipis 3 2. Meski hanya mencetak gol melawan tim divisi 3 Inggris, gol yang dicetak Lukaku begitu penting untuk menambah rasa percaya dirinya.
Usai tampil buruk melawan Crystal Palace dengan hanya menciptakan tujuh sentuhan sepanjang 90 menit, Lukaku tak dilirik Tuchel untuk bermain dari menit awal dalam dua laga beruntun Chelsea. Barulah di laga FA Cup kesempatan untuk kembali tampil sebagai starter didapatkan oleh pria asal Belgia itu. Harga Lukaku yang mencapai 100 juta euro, dan ekspetasi tinggi yang tertuju padanya oleh jutaan pasang mata membuat namanya menjadi bulan bulanan saat tampil mengecewakan.
Padalah, ia terhitung masih menjadi top skor Chelsea di musim ini dengan torehan 10 gol dari 29 pertandingan. Namun, harganya yang setinggi langit dan melihat ketajamannya bersama Inter Milan jelas 10 gol yang ia ciptakan masih terasa sangat kurang. Ia adalah bomber yang diharapkan selalu mencetak gol di tiap pertandingan dan masuk dalam daftar top skor baik liga domestik maupun kontinental.
Sayangnya, Lukaku gagal menjawab ekspetasi tersebut. Keluhannya di wawancara bersama Sky Sports yang sempat ramai diperbincangkan adalah bukti nyata bahwa ia tak nyaman bermain bersamaChelseadi bawah komando Tuchel. Ya, sebelum Lukaku sukses mencetak dua gol di dua pertandingan berturut turut di Liga Inggris pada 27 & 30 Desember 2021, ia sempat mengalami paceklik gol yang berkepanjangan.
Seakan kehilangan tajinya,Romelu Lukakumengalami paceklik gol di 12 lagaChelsea, baik di kancah domestik maupun kontinental. NamaRomelu Lukakutak tercatat di papan skor ketikaChelseabertanding melawan Tottenham Hotspur, Aston Villa, Manchester City, Juventus, Southampton, Brentford, Malmo, Manchester United, Watford, dan West Ham. Selama 2 bulan lebih Lukaku tak menyumbangkan satu gol pun untukThe Blues, tiga laga terakhir yang disebutkan di atas adalah pertandingan yang ia jalani setelah mengalami cedera.
Thomas Tuchel pun beralasan bahwa ia masih beradaptasi dengan stiker barunya tersebut, juru taktik asal Jerman itu juga menambahkan bahwa lukaku terlalu banyak dimainkan di musim ini. Ketika harus menjadi juru gedorChelsea, Lukaku juga menjadi tumpuan Timnas Belgia di lini depan. AlasanTuchelmemang ada benarnya, namun, jika dilihat dari kualitasRomelu Lukaku, seharusnya ia tak kesulitan dalam urusan merobek jala gawang lawan, performanya di Inter begitu sempurna.
Hal tersebut lah yang menjadi alasanChelseaberani mengeluarkan dana yang tak sedikit untuk memboyongnya, danTuchelpun mengakui kualitas strikernya itu. “Dia (Lukaku) adalah atlet yang fantastis dan pria yang kompetitif sehingga dia ingin memenangkan segala hal," KataTucheldilansir The Guardian. Lantas, melihat aspek tersebut, beberapa asumsi menyalahkanThomasTuchelyang dirasa tak mampu memaksimalkan kemampuan Lukaku, salah satunyaAntonio Conte.
"Jika Anda memiliki penyerang tengah seperti Lukaku, anda perlu menggunakan dia, dan saya rasaChelseabelum menemukan cara untuk menggunakannya," kritik tajam Conte dilansir Goal. Ya, Lukaku memang dibuat garang olehAntonio Conte, jika di Manchester United Lukaku mengalami paceklik, penampilannya diInter Milanbegitu tajam. Sempat dianggap terlalu mahal saat mendarat di San Siro, nyatanya polesan tangan dingin Conte mampu membuat Lukaku menjadi penyerang sohor yang namanya disejajarkan bersama Ronaldo dan Immobile di Liga Italia musim lalu.
Dari 44 pertandingan bersamaInter Milandi musim 2020/2021, pria asal Belgia itu sukses mencetak 30 gol dan 10 assist untuk Nerazzurri. Itulah yang nampaknya membuat Lukaku begitu nyaman bermain diInter Milandan memberi komentar yang membuatChelsea'cemburu'. "Saya selalu bilang bahwa Inter selalu di hati saya, saya tahu saya akan kembali ke Inter, saya harap demikian," tambahnya.
"Saya jatuh cinta dengan Italia, ini adalah waktu yang tepat untuk bicara dan biarkan orang tahu apa yang terjadi," pungkas Lukaku. Di Inter, Conte menduetkan pemain Lukaku bersama Lautaro Martinez yang lebih dominan berada di lini tengah. Hal tersebut membuat Lukaku bermain lebih fleksibel. Striker berbadan tambut tersebut, banyak bergerak di sisi kiri, kanan, hingga menjemput bola sampai ke tengah.
Hal tersebut membuat Lukaku mampu mencari ruang nya sendiri untuk menciptakan gol, dan hal tersebutlah yang tak terlihat diChelsea. Tuchel dengan pakem 3 5 2 dan 4 2 2 2 barunya, sering menduetkan Lukaku bersama Werner. Masalahnya adalah, Werner bukanlah pemain yang nyaman berada di kotak penalti. Itu membuat Lukaku lebih dioptimalkan olehTucheluntuk berada lebih banyak berdiri di kotak 16, tentu hal tersebut berpengaruh pada ketajaman sang pemain.
Musim ini, dilansir FBref, shots total Lukaku berada di angka 2.44 per pertandingan, jauh turun dibandingkan musim lalu saat dirinya masih bermain untuk Inter, shots total Lukaku mencapai angka 3.78 per pertandingan. Ya, melihat statistik tersebut, jelas Lukaku masih begitu kesulitan dengan sistem yang dijalankan oleh Thomas Tuchel. Ia masih membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk beradaptasi dengan gaya bermain juru taktik asal Jerman itu.
Satu golnya ke gawang Luton Town dapat dijadikan motivasi bagi Lukaku untuk tampil konsisten dan melakukan adaptasi lebh cepat dengan permainan yang diusung Tuchel.