Banyak kalangan beranggapan bahwa Liga Italia adalah Liga aki aki, mengingat banyak pemain di Liga Italia yang mampu tampil oke meskipun di usia yang tak lagi muda. Sebut saja, Zlatan Ibrahimovic, Fabio Quagliarella, Gianluigi Buffon, hingga di musim lalu, ada nama Cristiano Ronaldo dan Frank Ribery yang bertarung di Liga Italia. Namun, anggapan hanyalah anggapan. Fakta yang ada, Liga Italia justru tergolong ramah buat para pemain muda.
Pada musim ini, dilansir transfermarkt, rata rata umur pemain klub klub Liga Italia ada di angka 26,6 tahun, lebih muda dari rata rata umur di Liga Inggris yang mencapai 26,7. Justru Liga Spanyol dengan rata rata umur 27,5 menjadi yang paling tua diantara 5 liga top Eropa lainnya. Fakta tersebut menjelaskan bahwa Liga Italia bukanlah liga aki aki, para maestro uzur adalah guru untuk memberi ilmu bagi para pemain muda di Liga Italia.
Raspadori musim ini menjadi andalan bagi lini depan Sassulo, ia selalu bermain untuk mengisi lini depan tim berjuluk Neroverdi tersebut. Dari tipikal permainan, Raspadori bukanlah seorang striker target men layaknya Immobile ataupun Balotelli. Ia hanya memiliki tinggi badan 172cm, namun itulah yang membuat Raspadori spesial.
Postur yang relatif mungil memudahkannya untuk bergerak dinamis. Tidak hanya horizontal tetapi juga vertikal. Pelatih Sassulo, Roberto De Zerbi menjadikan seorang Raspadori sebagai pemain false nine, perannya tersebut membuka ruang baik rekannya yang ada di sayap dan tengah. Hal tersebut sangat berguna, mengingat Sassuolo begitu mengandalkan lini kedua untuk mencetak gol.
Di sana ada Filip Djuricic, Hamed Traore, dan bintang mereka, Domenico Berardi. Tak hanya membuka kan ruang, Raspadori juga rajin mencetak gol untuk Sassulo. Musim lalu, pemain berdarah Italia itu menjadi pemain termuda yang mampu mencetak lebih dari lima gol di Liga Italia.
Succ. dribbles Raspadori ada di angka 1.0 (75%), catatan tersebut lumayan impresif, mengingat perannya sebagai seorang false nine, ia lebih banyak bergerak di area tengah lapangan. Raspadori juga merupakan bagian dari skuat juara Timnas Italia di Piala Euro 2020 lalu. Dusan Vlahovic merupakan tumpuan bagi lini depan Fiorentina, ia menjadi sosok penting untuk tim yang bermarkas di Stadion Artemio Franchi tersebut.
Total, di musim ini, ia berhasil mencetak 6 gol dari 7 pertandingan bersama Fiorentina. Ia mampu mempertahankan performa impresifnya di musim lalu. Musim lalu, pemain asal Serbia itu berhasil mencetak 21 gol untuk membawa Fiorentina terlepas dari zona degradasi. Bahkan, torehannya tersebut, melebihi striker elit macam Lautaro Martinez, Ciro Immobile, Alvaro Morata sampai Andrea Belotti.
Vlahovic adalah striker tipikal target men yang memiliki naluri mencetak gol tinggi, hanya bermain bersama Fiorentina, catatan golnya sangatlah mentereng. Dilansir fbref, xG striker berpostur 190 cm itu ada di angka 3.1, artinya, ia bisa mencetak 1 hingga 3 gol per pertandingannya jika mampu tampil konsisten. Dengan catatan tersebut, ia menjadi kandidat terkuat untuk meraih capocannoniere musim ini.
Sejak musim lalu, Brahim Diaz merupakan pemain andalan AC Milan di lini tengah, meskipun ada Calhanoglu disana, ia tetap mampu bersaing dan diberi kepercayaan lebih oleh pelatih Milan, Stefano Pioli. Dan di musim ini, Calhanoglu telah hengkang untuk memperkuat tim rival, Inter Milan, Diaz pun semakin dibutuhkan oleh Milan. Ia kembali dipinjam dari Real Madrid hingga tahun 2023 dengan memakai nomor punggung 10, peninggalan Calhanoglu.
Bisa dibilang sebuah perjudian saat AC Milan memberikan nomor 10 kepada Brahim Diaz. Umurnya baru 22 tahun, belum lagi dengan statusnya saat ini yang masih pemain pinjaman dari Real Madrid. Namun, bukan berarti Milan tanpa pertimbangan. Di antara pemain lainnya, Diaz yang paling potensial untuk menggantikan peran Hakan Calhanoglu musim ini.
Pemain asal spanyol tersebut, mempunyai kaki kiri dan kanan yang sama baiknya, hal tersebut membuat dia dapat bermain di sisi kiri, kanan, dan tengah dengan efektif. Musim ini, Diaz mampu menjawab kepercayaan lebih yang diberikan oleh Pioli, ia mampu tampil impresif dan membawa Milan berada di peringkat 2 klasemen Liga Italia dengan torehan 16 poin. Ia juga mampu menyumbangkan 4 gol dan 2 assist dari 8 pertandingan di seluruh kompetisi bersama Milan musim ini.
Banyak yang menyebut Tonali merupakan titisan Andrea Pirlo, dari posisi, cara bermain dan gaya rambutnya yang memang 11 12 dengan Pirlo. Nyatanya, kemiripan tersebut bukan sekedar omongan belaka, dari segi kemampuan, Tonali punya kans untuk menjadi salah satu gelandang komplet yang dimiliki Milan. Visi bermainnya sangat baik, ia juga memiliki kemampuan passing dan dribel yang mumpuni.
Kemampuan passing dan dribel Tonali membuat aliran bola di lini tengah menjadi lebih encer. Tonali dapat membantu Milan keluar dari pressing lawan ketika menerima bola di kedalaman. Sejauh ini, Tonali sebagai gelandang memiliki akurasi passing yang bagus, yakni ada di angka 85,33 persen.
Tak cuma itu, progresi umpan lambungnya juga mentereng yaitu di angka 14.45, ia hanya kalah dari gelandang AS Roma, Bryan Crstante. Tonali pun sering diandalkan Milan untuk menjadi eksekutor bola mati utama, satu gol dari tendangan bebas ia cetak saat Milan menumbangkan Cagliari di giornata kedua Liga Italia. Dapat dibilang, Federico Chiesa adalah pemain muda Italia yang paling potensial sekarang.
Kelebihan utamaFederico Chiesaterletak pada teknik individunya, Ia memiliki kemampuan dribel yang bagus saat melakukan penetrasi ke area pertahanan lawan. Itu dibuktikan dengan succ. dribbles Chiesa musim ini yang mencapai angka 3.4, paling tinggi kedua setelah Cuadrado. Chiesa tidak ragu menerobos atau meliuk liukkan badan meski ada dua pemain lawan mengadang, jika lawan merebut bola yang berada di kakinya, ia tak segan mengejar untuk mendapatkannya kembali.
Ia juga punya kelebihan dalam penempatan posisi ketika tim dalam fase transisi bertahan dan fase menyerang, itu sangat berguna untukJuventusguna melakukan serangan balik. Insting mencetak gol Chiesa sangat buas, penilaian itu bersumber dari gol Chiesa untukJuventusmusim lalu. Bermain sebagai winger, dan perannya yang tertutup oleh Ronaldo, ia tetap bisa memberi kontribusi 15 gol dari 46 pertandingan bersama Bianconeri.
Musim ini, di tangan Allegri, Chiesa menjadi sosok penyerang yang serba bisa, ia dapat diandalkan menjadi penyerang sayap dan tengah dengan efektif.